Kata baku adalah kata yang cara pengucapan ataupun penulisannya sesuai dengan
kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang diamaksud dapat berupa pedoman
ejaan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus umum (Kosasih dan Hermawan, 2012: 83).
Ragam bahasa baku atau ragam bahasa
standar dapat dibatasi dengan beberapa sudut pandang, di antaranya sudut
pandang kebakuan bahasa yang digunakan, sudut pandang informasi, dan sudut
pandan pengguna bahasa. Berdasarkan sudut pandang kebakuan bahasa, bahasa baku
adalah bahasa yang baik tata tulis (jika bahasa tulis), kosakata, maupun tata
bahasanya, sesuai dengan hasil pembakuan bahasa.
Berdasarkan sudut pandang informasi,
bahasa baku adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tentang ilmu
pengetahuan. Berdasarkan sudut pandang pengguna bahasa, ragam bahasa baku dapat
dibatasi dengan ragam bahasa yang lazim digunakan oleh penutur yang paling
berpengaruh, seperti ilmuan, pemerintah, tokoh masyarakat, dan kaum jurnalis
atau wartawan. Bahasa merekalah yang dianggap ragam bahasa baku (Mulyono, 2011:
5).
Diatas merupakan pengertian kata baku menurut para ahli, dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Kata baku, yaitu kata-kata
yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang diamaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD). Kriteria kata baku atau Baku tidaknya sebuah kata
dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan “kenasionalan-nya (Chaer,
2011: 131).
a.
Baku dari
Segi Lafal
Lafal baku bahasa Indonesia adalah
lafal yang tidak “menampakkan” lagi ciri-ciri bahasa daerah atau bahasa asing
(Moeliono dalam Chaer, 2011:131). Lafal yang tidak baku dalam bahasa lisan pada
gilirannya akan muncul pula dalam bahasa tulis karena penulis terpengaruh oleh
lafal bahasa lisan itu.
Perhatikan contoh berikut! Kata-kata
sebelah kiri adalah kata-kata yang tidak baku di sebelah kanan adalah kata yang
baku.
Tidak
Baku Baku
atep atap
anem, enem enam
semangkin semakin
dengen dengan
menggunaken menggunakan
rapet rapat
cuman Cuma
dudu’ duduk
gubug gubuk
b. Baku dari Segi Ejaan
Ejaan bahasa Indonesia yang baku
telah diberlakukan sejak 1972. Nama Ejaan Bahasa Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan (disingkat EYD). Oleh karena itu, semua kata yang tidak ditulis
menurut kaidah yang diatur dalam EYD adalah kata yang tidak baku. Yang ditulis
sesuai dengan aturan EYD adalah kata yang baku.
Berikut merupakan sejumlah kata yang
ejaannya tidak baku, yang seperti sering kita jumpai dalam berbagai tulisan di
masyarakat. Lalu sebelah kanannya diberikan yang ditulis sesuai dengan pedoman
EYD.
Tidak
Baku Baku
ekpres, espres ekspres
komplek kompleks
sistim system
do’a doa
jum’at, jumahat Jumat
jadual jadwal
nasehat nasihat
apotik apotek
kwalitas, kwalitet kualitas
kosa kata kosakata
walikota wali kota
aktip aktif
standarisasi standardisasi
sub-judul subjudul
ber-lari berlari-lari
c. Baku dari Segi Gramatika
Secara gramatikal kata-kata baku ini
harus dibentuk menurut kaidah-kaidah gramatika. Perhatikan kata-kata ngontrak, sekolah, tinjau, kedudukkan, dan bikin bersih pada kalimat-kalimat berikut!
(1) Beliau ngontrak rumah di Rawamangun
(2) Anaknya sekolah di luar negeri
(3) Gubernur
tinjau daerah longsor
(4) Dia
punya kedudukkan penting di kantor
itu
(5) Tolong bikin bersih ruangan ini
Bentuk baku kata ngontrak pada kalimat (1) adalah mengontrak. Bentuk baku kata
sekolah pada kalimat (2) adalah bersekolah.
Mengapa? Karena sekolah adalah kata
benda, sedangkan predikat harus sebuah kata kerja, yaitu kata bersekolah. Bentuk baku kata tinjau adalah kata meninjau; sebuah awalan me- harus digunakan secara konsisten.
Bentuk baku kata kedudukkan (satu k).
Lalu, bentuk baku kata bikin bersih adalah
bersihkan.
d. Baku dari Segi Nasional
Kata-kata yang masih bersifat
kedaerahan, belum bersifat “nasional” hendaknya jangan digunakan dalam karangan
ilmiah. Kalau kata-kata dari bahasa daerah itu sudah bersifat nasional, artinya,
sudah menjadi bagian dari kekayaan kosakata bahasa Indonesia boleh saja
digunakan. Simak dan bandingkan kedua deret kosakata berikut! Sebelah kiri yang
tidak baku dan sebelah kanan yang baku.
Tidak
Baku Baku
lempeng lurus
ndak, nggak tidak
banget sekali,
sangat
semrawut kacau
manut menurut
mudun landai
ngomong bicara
e. Baku dari Bahasa Asing
Kata serapan dari bahasa asing
disebut baku kalau ejaannya telah dibuat menurut pedoman penyesuaian ejaan
bahasa asing seperti yang disebutkan dalam EYD maupun dalam buku Pedoman Pembentukan Istilah (Depdikbut
dalam Chaer, 2011:134). Simak dan perhatikan deretan kata berikut! Di sebelah
kiri yang tidak baku, dan di sebelah kanan yang baku.
Tidak
Baku Baku
standard standar
standarisasi standardisasi
kolektip kolektif
certifikat sertifikat
analisa analisis
kwantitas kuantitas
konsekwen konsekuen
kondite konduite
hirarki hierarki
Namun, perlu diperhatikan penyesuaian dari bahasa asing yang tidak
ditulis dengan huruf latin (seperti bahasa Arab dan bahasa cina) ada yang
disebut transkripsi dan tranliterasi. Transkripsi adalah penulisan sesuai
dengan “bunyi”, sedangkan transliterasi adalah penyesuaian huruf demi huruf.
Umpamanya, dari bahasa Arab secara transkripsi ditulis attakwa, arrahman, annisa; dan secara transliterasi ditulis al-taqwa, al-rahman, dan al-nisa.