Senin, 29 Oktober 2012

Membaca Intensif Paragraf Induktif dan Deduktif



Membaca intensif adalah cara membaca yang dilakukan secara seksama terhadap rincian-rincian suatu teks atau bacaan. Untuk dapat memahami sebuah bacaan, sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu pokok-pokok pikiran dalam bacaan tersebut. Selain itu, kita juga harus dapat memahami karakter penulisan dari seorang penulis. Seorang penulis sering menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk paragraf. Secara umum, ada dua jenis paragraf yang biasanya dipakai oleh penulis yaitu paragraf deduktif dan paragraf induktif.

Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragrafnya. Dalam paragraf deduktif, kalimat utamanya berupa pernyataan yang bersifat umum diikuti hal-hal khusus yang berkaitan dan logis sebagai kalimat penjelas.

Contoh:
Ilmu dan teknologi memberikan sumbangannya kepada perbaikan produksi pertanian dengan berbagai cara. Pupuk yang diracik secara ilmiah membuat tanah pertanian menjadi lebih produktf. Insektisida dan pestisida yang diterapkan secara berkala pada tanaman yang sedang tumbuh bisa memusnahkan berbagai jenis hama dan serangga yang merusak. Herbisida yang sekarang tersedia bermacam-macam jenisnya, sanggup membunuh tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur.

Sedangkan paragraf induktif adalah paragraf yang terdiri atas hal-hal khusus sebagai kalimat penjelas dan diakhiri sebuah kesimpulan yang logis sebagai kalimat utamanya.

Contoh:
            Pemerintah mendirikan sekolah, Puskesmas, maupun tempat umum lainya yang didirikan di mana-mana. Lapangan kerja baru diciptakan. Pembangunan rumah ibadah diperbanyak. Semua itu memang menjadi tugas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Rabu, 24 Oktober 2012

Menggunakan Sinonim dan Antonim Dalam Kalimat

A.    Sinonim


Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
1.      Waktu Teater Gandrik gede nggak ada ketakutan lagi.
2.      Nanti Teater Garasi akan menjadi besar dan orang pasti akan gelisah lagi.
Kata-kata bercetak tebal dalam kalimat di atas merupakan kata bersinonim. Sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan atau kemiripan makna.
Ciri-ciri kata bersinonim seperti berikut.
1.      Kedua kata memiliki makna yang sama atau hamper sama.
2.      Kedua kata harus dapat saling ditukarkan dalam konteks kalimat yang sama.
Sinonim dapat dibedakan menjadi dua macam.
1.      Sinonim yang sama maknanya
Contoh:
Para turis tertarik melancing ke Yogyakarta karena masyarakat Yogya ramah.
Para turis tertarik melancong ke Yogyakarta sebab masyarakat Yogya ramah.
2.      Sinonim yang hampir sama maknanya
Contoh:
Ayahnya meninggal karena sakit keras.
Lima orang tewas dalam kecelakaan antara bus dan truk.

B.     Antonim

Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
1.      Udara di pegunungan sangat dingin.
2.      Pada siang hari cuaca sangat panas.
Kata-kata yang bercetak tebal dalam kalimat tersebut merupakan kata berantonim. Antonim adalah kata-kata yang maknanya dianggap kebalikan atau berlawanan. Antonim juga disebut lawan kata.
Ciri-ciri antonim seperti berikut.
1.      Kedua kata tidak dapat saling ditukarkan dalam konteks kalimat yang sama.
2.      Kedua kata memiliki makna yang berlawanan.
Antonim dapat dibedakan atas empat macam.
1.      Antonim mutlak: antonim yang mempertentangkan makna secara mutlak.
Contoh:
Ia hidup di bumi. Ia pun mati dan dikubur di bumi.
2.      Antonim kutub: antonim yang mempertentangkan makna kata secara gradasi atau tingkatan antar makna kata.
Contoh:
Sewaktu masih muda, ibu aktif bergabung dalam kegiatan karang taruna.
Karena sekarang sudah tua, ibu lebih sering santai dirumah.
3.      Antonim hierarkial: antonim antara makna kata yang memiliki tingkatan atau jenjang.
Contoh:
Becak hanya mampu membawa satu kuintal beras, sedangkan truk itu mampu mengangkut tiga ton beras.
4.      Antonim majemuk: sebuah kata yang memiliki antonim lebih dari satu.
Contoh:
Para penonton berdiri di bawah panggung pertujukan.
Para tamu undangan duduk di tempat yang telah disediakan. 
Anto, seorang pelawak, melakukan adegan berbaring di tempat tidur di panggung.

Rabu, 10 Oktober 2012

NILAI DAN KARAKTER BUDAYA BANGSA



NILAI
DESKRIPSI
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama  yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan  tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari  sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama  hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/
         Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15.  Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.