Analisis Unsur Intrinsik
1. Analisis
Judul
a. Keadaan
yaitu pergolakan hebat akibat peristiwa Pertentangan terhadap Guru Salam untuk
pemurnian ajaran agama Islam di Gunung beringin kemudian pemberontakan PRRI dan
aksi teror orang dari partai komunis.
Data:
“Ia
pikir meski bagaimana ia tak perlu menempuh pergolakan hebat untuk melepaskan
diri. Kalau mereka akan membawa dia ke air bayang lalu disiksa dengan listrik
mesin cas ia akan menerima saja.”(88:1, Pegolakan)
“Saya
kira kalau dibandingkan dengan perjuangan pergolakan dan pengorbanan yang
dialaminya, pengornanan kita sekalian sedikit sekali.”(184:2, Pergolakan)
“Ya,
kudengar sudah di Air bayang sekarang mereka tidak beroprasi kearah Talu.
Desas-desusnya mereka lebih kedaerah kita ini. Terkabar daerah ini tempat
pelarian terakhir pemimpin PRRI.”(71:5, Pergolakan)
“Disana
teror disini teror. Meski yang melakukan berbeda. Disana famili raja, disini
tentara pemberontakan. Dan setelah pemberontakan usai diganti oleh palu arit
yang kian hari merajalela menteror bekas pemberontak dan orang-orang
Muhammadiyah.”(105:1, Pegolakan)
·
Kesimpulan: Jadi analisis judul pada
novel pergolakan adalah terletak pada keadaan yaitu pergolakan hebat akibat peristiwa pertentangan
terhadap Guru Salam untuk pemurnian ajaran agama Islam di Gunung beringin
kemudian berganti pemberontakan PRRI dan aksi teror orang dari partai komunis.
2. Analisis
Tema
Perjuangan
melawan pergolakan akibat teror-teror yaitu pertam dakwah pemirnian ajaran agam
islam kemudian pemberontakan dan ancaman orang-orang komunis atau palu arit.
Data:
“Ya.
Merenung di Gunung beringin dulu ia dan sebagian besar penduduk kena teror
terus supaya jangan mengejar kemajuan dan keterbukaan. Di Tinjau laut malahan
dapat teror lagi. Hanya sekitar dua bulan dulu ia dan penduduk sini merasa
bebas mengadakan pengajian. Sudah itu semua terasa menekan. Sama saja ketika
mereka tinggal di Gunung beringin. Disana teror, disini teror. Meski yang
melakukan berbeda. Disana famili raja, disini tentara, dan pemberontakan. Dan
detelah pemberontakan usai di ganti oleh palu arit yang kian hari merajalela
menteror bekas pemberontak dan orang-orang Muhammadiyah.”(104:10, Pergolakan)
3. Analisis
Alur
Novel
Pergolakan ini menggunakan alur maju karena menceritakan awal mula kehidupan
tokoh kemudian kejadian yang dialami hingga akhir cerita yaitu tokoh berhasil
selamat dari hal-hal yang terjadi.
Data:
a. Awal
mula kehidupan tokoh
“ABDUL
SALAM pergi ketepian jalan kesana berjenjang tinggi beralas batu karang.”(7:1,
Pergolakan)
“Guru
kita ini lain sekali, kudengar ia dulu sekolah di Padang.”(8:10, Pergolakan)
b. Petengahan
cerita yaitu kejadian-kejadian yang terjadi
“Guru
tak punya selera lagi ia tak mau lagi menyentuh hidangan di piringnya. Bahkan
air minum yang dia cicip tadi telah menakutkan dia, jangan-jangan telah
dibubuhi racun pula. Ia bersandar kedinding.”(16:1, Pergolakan)
“Sutan
Parlindungan berkata. “Dikira ada yang melemparkan suluh keatap, Guru!” Guru
bangkit tanpa memandang Sutan. “Keterlaluan membakar surau!”(39:8, Pergolakan)
“Baru
saja orang sekali jalan sampai di lembah terdengar bumi kemuruh dan kepulan
asap tebal dibelakang mereka. Keok ayam, embek kambing, dan rengek anak
sekarang dengan jerit lolong orang tua. Guru salam meneteskan air mata sambil
menuntun ibunya yang sudah bongkok.”(91:4, Pergolakan)
“Dan
kami peringatkan agar jangan lagi mengeluarkan ucapan yang menyinggung begitu
karena itu janganlah lagi gur memberi khotbah disana.”(120:4, Pergolakan)
c. Kejadian
yang dialami diakhir cerita
“Setelah
Guru turun, acara diakhiri dengan pembacaan Quran untuk kedua kalinya. Surat
Ar-rahman, dibacakan oleh seorang putri PGA yang cantik, asal Tinjau laut juga.
Melihat gadis ini Guru ingat wajah Aisah 7 tahun berselang nun jauh di udik.
Ketika itu jantungnya terus berdebur kencang, karena baru lolos dari lobang
maut. Sekarang pun!”(185:4, Pergolakan)
4. Analisis
Setting
Setting Tempat
Data:
a. Gunung
Beringin
“Jalan
ke Gunung beringin sejak dari simpangnya di Kampung Roba julu sempit
sekali.”(27:5, Pergolakan)
“Pertama,
penduduk Gunung beringin ini mudah berhubungan dengan kampung-kampung
lain.”(28:5, Pergolakan)
b. Di
Surau baru Gunung beringin
“Guru
bermaksud bahwa surau baru itulah nanti pusat gerakannya mengadakan “hasutan”
yang lebih besar.”(19:5, Pergolakan)
c. Tinjau
Laut
“Tinjau
laut! Tinjau laut! Tunggu! Malin mengernyit “ Oo, ya aku ingat. Guru betul!
Boleh juga kita ambil nama itu.”(48:10, Pergolakan)
“SD
Tinjau laut diakui sebagai pindahan SD Gunung beringin, dan guru Salam boleh
mengajar di Kampung itu.”((52:3, Pergolakan)
d. Di
Kebun
“Bukan
main luas kebunmu. Baru saja rasanya aku lalu disini. “Menoleh ingat Guru
kan?”(69:8, Pergolakan)
Setting Waktu
a. Malam
hari
“Di
kebun para yang gelap berseru-seru murai senja.”(9:12, Pergolakan)
“Guru
melihat jalan di keremangan cahaya bintang dan bulan redup.”(14:7, Pergolakan)
b. Peringatan
israk-mikraj
“Peringatan
“israk-mikraj” ini bagi dia sebagai perlambang pula akan dimulainya gerakan
untuk melakukan pembaharuan kehidupan beragama dan bermasyarakat di kampung
itu.”(20:4, Pergolakan)
c. Pagi
hari
“Tepat
pukul 7.30 ia menyuruh seorang anak Zakir memukul lonceng.”(31:8, Pergolakan)
5. Konflik
a. Konflik
Batin
Data:
“Habis,
merasa tersindir terus dalam pengajian kita. Mak Haji pernah bilang guru suka
berkata tajam dan menyakitkan hati.”(8:4, Pergolakan)
“Guru
meras malu sendiri, karena menyimak percakapan orang tanpa setahu mereka.
Untung tak ada orang lain disitu.”(9:4, Pergolakan)
“Guru
teringat sebentar akan percakapan ditepian apakah mereka sengaja mempercakapkan
dia karena tau sedang ditepian sebelah?”(10:3, Pergolakan)
“Sesungguhnya
ia marah akan perbuatan itu. Tapi mau berbuat apa? Lagi pula ia jauh
dirantau.”(16:6, Pergolakan)
“Ada
yang lebih menekan perasaannya lagi, ketika ia pulang bulan puasa dulu ia
dipanggil PS ke Air bayang(35:2, Pergolakan)
“Sutan
serentak membalik, bergegas masuk sura, ketika memapasi guru Salam dan Malin
momet ia tak menegur dan tak berpaling.”(37:10, Pergolakan)
“Guru
bangkit, tanpa memandang sutan.”keterlaluan membakar surau!”katanya.”(39:8,
Pergolakan)
“Dalam
tidurnya ia melihat seekor setan berpeci haji, bertongkat bambu, dan kain
serban dibelitkan sekeliling bahu, menyeringai kepadanya ia lari tapi setan itu
terus berada dihadapannya.”
“Desah
arus sungai terdengar keras, sekilas ia melihat bayangan Aisah diliukan padang
lalang datang mendapatkan dia, dan menangis kepadanya.
Kenapa
ia tak segera saja kawin? Ia cantik, berbudi halus. Dan guru takkan
mungkin!”(61:1, Pergolakan)
“Melihat
gadis ini Guru ingat wajah Aisah 7 tahun berselang nun jauh di udik. Ketika itu
jantungnya terus berdebur kencang, karena baru lolos dari lobang maut. Sekarang
pun!”(185:4, Pergolakan)
b. Konflik
Fisik
“Terdengar
bunyi dentuman menggelegar menggaung bergulung menjangkau gunung dan awan
bergumpal ia mengucap Allahu Akbar setiap dia dengar kapal memutar, menukik
dengan bunyi berdering dan berdesit, disusul dengan gelegar.”(65:1, Pergolakan)
“Ketika
pasukan itu beruntun melewati sebuah titian kawan yang panjang mereka
diberondong oleh pemberontak dari bukit-bukit sekitar. Tiga tentara jatuh
kedungai dan hanyut terapung-apung, sianya luka-luka dan mengundurkan diri
kebalik karang dan semak labu siam.”(90:2, Pergolakan)
“Pemberontak
melepaskan serentetan tembakan senapan mesin dan setiap orang melepaskan empat
peluru dari magazin Garrandnya, lalu mereka menghindar ke udik, sepanjang tepi
sungai.”(90:2, Pergolakan)
“Di
kebun guru ketika aku lalu dari dari Tanjung kulihat ada orang tergeletak di
tepi jalan kekebun guru. Luka berat, kena tembak.”(93:7, Pergolakan)
“Tapi
dekat jembatan mereka di hadang empat pemuda. Melihat bentuk badannya dalam
gelap merekamengira Bakir ada diantara mereka. Mereka dipukuli dan diterjang,
tergeletak beberapa lama diatas jembatan.”(127:4, Pergolakan)
“Beramai-ramai
merka menyeret Johan kebendar lalu berbunyi bleb-bleb. Tubuh Johan hanyut
mengapung.”(159:4, Pergolakan)
“Kalau
Nurdin dan Johan kemarin dihajar hanya dengan tangan dan kaki, sekarang batang
kopi dan bambu saikpun ikut berdebam-debam.”(164:4, Pergolakan)
c. Konflik
Politik
“Dan
detelah pemberontakan usai di ganti oleh palu arit yang kian hari merajalela
menteror bekas pemberontak dan orang-orang Muhammadiyah.”(105:10, Pergolakan)
·
Kesimpulan: Jadi konflik yang terdapat
dalam novel pergolakan adalah konflik batin, fisik, dan politik.
6. Analisis
Penokohan
1) Seorang
yang sabar dan tabah menghadapi hidup. Memperjuangkan ajaran agama islam yang
benar dan selalu dihormati penduduk baik di Tinjau laut dan di Gunung beringin.
“Tak
apa-apa, Esah. ”kata guru, menghela nafas. “untung kau cepat sadar, jiwaku
selamat. “ Menarik kaki, berdiri.
Sesungguhnya
ia marah akan perbuatan itu. Tapi mau berbuat apa? Lagi pula ia jauh dirantau.
Tentu ada yang benci akan kehadirannya di kampung itu. Yang benci itu mestilah
pihak H. Saleh atau keluarga kepala kampung.”(16:5, Pergolakan)
“Ketika
guru hadir tahlil untuk mendoakan seorang yang baru meninggal, ia takut kalau
surau itu runtuh. Begitu hebat teriakan dan rentak yang tahlil ketika
mengucapkan “La ilaha ilallah!” terus menerus. Melihat kejadian itu ia mengajak
Malin momrt, Zubir, Hasan, dan Jalil orang-orang yang biasa hadir sembahyang
berjamaah di surau dan ramah terhadap guru, tak usah keterlaluan begitu
mengadakan tahlil. Malahan tak disenangi Tuhan.”(17:1, Pergolakan)
2) Hindun:
Wanita baik ibu Aisah. Ikut dengan ajaran islam yang di berikan guru.
“Dengan
berdirinya surau baru kaum bapakpun bias mengadakan pengajian seperti kita
sekali tiap minggu, ya kak Rabiah.”(7:7, Pergolakan)
3) Malin
momet; Baik, pengikut guru Salam.
“Entah
mereka pergi memenuhi anjuran guru itu, tapi Malin pernah mengusulkan kepada
khatib Amran dan imam H. Saleh supaya guru salam diberi kesempatan sekali
member khotbah.”(17:3, Pergolakan)
4) Sutan
parlindungan: Ketua kampong di gunung beringin, dan juga baik kepada guru
Salam.
“Bagaimana
guru, kalau kita makan di rumah saja? Sapa sutan.
“Lain
kali sajalah, sutan.”
“Ah,
marilah, guru.”(14:1, Pergolakan)
5) Mak
Esah: Perempuan setengah baya yang juga baik kepada guru Salam.
“Taka
pa-apa, Esah, “kata guru, menghela nafas “untung kau cepat sadar, jiwaku
selamat.”(16:5, Pergolakan)
6) Aisah:
Gadis cantik, berkulit kuning anak Hindun dan Jalil.
“Aisah
yang cantik, berkulit kuning seperti ayah-ibunya, muncul membawa hidangan.
Tubuhnya kecil, tapi halus dan berisi.”(58:3, Pergolakan)
7) Hamidah:
Istri guru salam. Perempuan yang baik dan setia. Pada suami guru Salam.
“Kau
taka pa-apa? Kata Hamidah, menyisih.
“Alhamdulillah
taka pa. Midah sedang. Sedang dimana waktu serangan?”(67:4, Pergolakan)
8) Yusuf:
Seorang yang gemuk dan berkulit kuning bersih. Baik dan selalu membantu guru
salam.
“Guru
tersentak, seorang laki berkopiah gemuk dan berkulit kuning bersih, berhenti di
sampingnya, memandang ke sekeliling.
“Oh,
kau Yusuf! “Guru bangkit, membuka topi, menyambut salam si tamu. “Hendak kemana
ini?”(69:3, Pergolakan)
“Siapa
itu”
“Kami,
guru. Malin momet, Sutan parlindungan, Yusuf juga.”(142:8, Pergolakan)
“Hadirin
jadi bergalau member komentar sendiri. Yusuf mengetokkan palu keras-keras.
“Tenang,
saudara! Tenang!” Setelah tenang kembali ia menoleh kepada guru Salam yang
duduk disebelah Bahaudin. “Bagaimana pendapat guru?”(149:7, Pergolakan)
9) Jalil:
Baik dan selalu menghormati guru salam seseorang yang bertubuh kekar dan
berkulit kuning.
“Ah,
bukankah mau hujan, guru? Baik tunggu saja disini. Sudah teduh baru berangkat.
Bukankah begitu, Bakar?” (60:5, Pergolakan)
10) Nurdin:
Salah satu orang komunis yang selalu menteror penduduk. Mempunyai perilaku
buruk.
“Telah
beberapa kali dalam bulan ini anak buah Nurdin hilir mudik di sekitar rumah.
Bawa pisau lagi.”(106:4, Pergolakan)
“Nurdin
sering membawa kawan-kawan dari Tanjung untuk bermain judi kerumah ayahnya, dan
dibiarkan saja.”(108:4, Pergolakan)
11) Bakir
“Seorang,
yang gemuk. Buta huruf dan agak dungu, dia angkat jadi pengawal dan orang
keduanya di Tinjau laut.
12) Johan:
Salah satu orang komunis.
“Johan
sam[pai bilang: ”apakah guru tak percaya akan kemampuan OPR dan OKR selama ini
untuk memelihara keamanan dan ketertiban?”(111:7, Pergolakan)
“Untuk
memperluas jaringan palu-arit di daerah itu Johan membentuk cabang SBKB di
Tanjung aur.”(112:4, Pergolakan)
13) Sulaiman:
Salah satu orang PKI, memiliki sifat jahat dan buruk.
“Sulaiman
tertawa sengir, lalu menyuruh anak buahnya menyeret abangnya keluar. Siddik
terus berteriak-teriak; suaranya ditelan angin malam lewat jendela kantor
negeri yang terbuka: “kau durhaga, Leman! Kau juga, Bidin! Kalian
terkutuk!”(113:4, Pergolakan)
7. Analisis
Amanat
Perjuangan
dan kesabaran menghadapi cobaan. Itu dibuktikan dengan perjuangan guru Salam
dan penduduk Tijau laut menghadapi pergolakan politik yang berat dan akhirnya
berhasil mereka lalui.
Data:
“Ya. Merenung di Gunung beringin
dulu ia dan sebagian besar penduduk kena teror terus supaya jangan mengejar
kemajuan dan keterbukaan. Di Tinjau laut malahan dapat teror lagi. Hanya
sekitar dua bulan dulu ia dan penduduk sini merasa bebas mengadakan pengajian.
Sudah itu semua terasa menekan. Sama saja ketika mereka tinggal di Gunung
beringin. Disana teror, disini teror. Meski yang melakukan berbeda. Disana
famili raja, disini tentara, dan pemberontakan. Dan detelah pemberontakan usai
di ganti oleh palu arit yang kian hari merajalela menteror bekas pemberontak
dan orang-orang Muhammadiyah.”(104:10, Pergolakan)
Unsur Unsur Ekstrinsik
1. Agama
Pemurnian ajaran agama
islam yang diperjuangkan Guru salam di Gunung beringin.
Data:
“Selama ini kita
memberi fitrah hari raya kepada Pak Haji melulu. Zakat biasa juga. Tetapi kata guru
mulai sekarang sebaiknya kita kumpulkan, lalu dibagikan kepada yang
miskin.”(8:6, Pergolakan)
“Tak usah keterlaluan
begitu mengadakan tahlil, malahan tak disenangi tuhan.”(17:3, Pergolakan)
“Lalu ketika ia hadir pertama kali
sembayang jum’at ia terkejut melihat khotib Amran hanya membaca naskah dalam
bahasa Arab seluruhnya., tak sepatah katapun dalam bahasa Indonesia atau bahasa
daerah.”(17:3, Pergolakan)
“Dalam pengajian kaum
ibu atau dalam percakapan dengan Malin momet dan kawa-kawan di Surau, guru selalulah
menasehatkan agar jangan percaya pada keramat-keramat.”(18:2, Pergolakan)
Mau tanya..
BalasHapusArti dari (7:1, pergolakan) bagaimana ya?