BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sapaan
merupakan cara untuk menghormati kepada sesama agar lebih akrab dan dikaitkan
dengan norma dan budaya dalam masyarakat. Sapaan merupakan budaya dalam
masyarakat indonesia, salah satu bentuk cara menghargai orang lain.
Saat
ini suatu kelompok yang bisa disebut mahasiswa, memang menggunakan sapaan
kepada sesama mahasiswa. Akan tetapi sapaan yang digunakan dalam rutinitas
sehari-hari di kampus kurang begitu kita perhatikan, misal sapaan kepada
mahasiswa senior maupun mahasiswa yang junior.
Untuk
mengetahui bagaimana sapaan sapaan yang digunakan mahasiswa sehari-hari, maka
kita akan menganalisis sapaan sesama mahasiswa.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana
bentuk sapaan yang digunakan mahasiswa kepada mahasiswa yang lebih senior?
b. Bagaimana
bentuk sapaan yang digunakan mahasiswa kepada mahasiswa yang masih junior?
c. Bagaimana bentuk sapaan yang digunakan mahasiswa kepada
mahasiswa yang setingkat?
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian
ini masalah yang dibahas dibatasi hanya sapaan kepada mahasiswa senior dan
kepadamahasiswa junior.
1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.4.1
Tujuan
Penelitian
a.
Mendeskripsikan
bentuk sapaan yang digunakan mahasiswa kepada mahasiswa senior?
b.
Mendeskripsikan
bentuk sapaan yang digunakan mahasiswa kepada mahasiswa junior?
c.
Mendeskripsikan bentuk sapaan yang
digunakan mahasiswa kepada mahasiswa yang setingkat?
1.4.2
Manfaat Penelitian
a.
Mengetahui
sapaan yang digunakan mahasiswa kepada mahasiswa senior?
b.
Mengetahui
sapaan yang digunakan mahasiswa kepada mahasiswa junior?
c.
Mengetahui
sapaan yang digunakan mahasiswa kepada mahasiswa yang setingkat?
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1 Pengertian Sapaan
Sapaan
merupakan kata yang dipergunakan untuk menyapa seseorang, cara untuk
menghormati kepada sesama agar lebih akrab dan dikaitkan dengan norma dan
budaya dalam masyarakat. Sapaan merupakan budaya dalam masyarakat indonesia,
salah satu bentuk cara menghargai orang lain. Sapaan juga merupakan seperangkat
nominal tertentu yang dipergunakan dalam percakapan (dialog) untuk mengundang
orang tertentu sebagai mitra tutur agar memberikan reaksi baik secara verbal
maupun nonverbal. Ada dua macam
komunikasi bahasa, yaitu komunikasi searah dan komunikasi dua arah. Sapaan
merupakan komunikasi dua arah. Dalam komunikasi yang baik dan
agar tercipta adanya saling pengertian, penyapa harus menggunakan kata sapaan
untuk menyapa mitra tuturnya. Jenis hubungan antar penyapa dan tersapa ini
sangat menentukan pilihan bentuk sapaan yang akan dipergunakan untuk menyapa
lawan bicaranya.
Berikut
ini akan dijelaskan tentang menggunakan
kata sapaan, baik pengertian
yang tentunya sudah dijelaskan diatas , macam kata sapaan, dan beberapa contoh.
2.2 Macam Kata Sapaan
1. Kata Kerabat: Kakek, Nenek, Bapak(Ayah), Ibu, Paman, Bibi, Abang, Kakak, Adik, Ananda, Mas, Mbak.
2. Kata Ganti: Kamu, Engkau, Saudara, Anda, Tuan, Nyonya, Nona
3. Kata Sapaan Hormat: Paduka Yang Mulia (PYM), Yang Terhormat (Yth.)
4. Kata ganti/ kerabat diikuti nama: Saudara Hasan, Bapak Susanto, Ibu Amir, dsb.
CONTOH:
* Ibu bertanya kepada Ayah, “Pukul berapa Ayah akan berangkat ke Jakarta?”
Kata “Ayah” adalah kata sapaan, karena untuk menyapa orang kedua(orang yang* diajak berbicara).
1. Kata Kerabat: Kakek, Nenek, Bapak(Ayah), Ibu, Paman, Bibi, Abang, Kakak, Adik, Ananda, Mas, Mbak.
2. Kata Ganti: Kamu, Engkau, Saudara, Anda, Tuan, Nyonya, Nona
3. Kata Sapaan Hormat: Paduka Yang Mulia (PYM), Yang Terhormat (Yth.)
4. Kata ganti/ kerabat diikuti nama: Saudara Hasan, Bapak Susanto, Ibu Amir, dsb.
CONTOH:
* Ibu bertanya kepada Ayah, “Pukul berapa Ayah akan berangkat ke Jakarta?”
Kata “Ayah” adalah kata sapaan, karena untuk menyapa orang kedua(orang yang* diajak berbicara).
* Jika kata kekerabatan tersebut
digunakan untuk menyebut orng yang pertama (orang yang berbicara) atau menyebut
orang ketiga (orang yang dibicarakan), kata-kata itu disebut kata acuan.
Contoh: Ayah berkata, “Sampaikan kepada ibu bahwa hari ini, Ayah akan terlambat pulang dari kantor.”
* (ibu adalah kata acuan pengganti orang ketiga (=dia) dan Ayah adalah kata acuan pengganti orang pertama (aku=saya) dalam kalimat.
1. Kata ganti
Ada bermacam-macam kata ganti, antara lain:
A. Kata ganti persona
-Adalah kata ganti orang. Macamnya: ada kata ganti orang tunggal I: Saya, Daku, -ku, ku;
II: Kamu, Engkau, Saudara, Anda, Dikau, Kau-, -mu,
III: ia, dia,-nya, beliau dan kata ganti orang jamak: I: kami, kita; II:kalian, kamu sekalian, Anda; III: Mereka
B. Kata ganti petunjuk
Macamnya:
a. Kata ganti Penunjuk Umum: ini, itu, anu
b. Kata Ganti Penunjukk Tempat: sini, situ, sana
c. Kata Ganti Penunjuk Ikhwal: begini dan begitu
C. Kata ganti penanya
Kata ganti penanya dipakai sebagai kata ganti pemarkah pertanyaan.
Dari segi maknanya yang ditanyakan dapat mengenai
Contoh: Ayah berkata, “Sampaikan kepada ibu bahwa hari ini, Ayah akan terlambat pulang dari kantor.”
* (ibu adalah kata acuan pengganti orang ketiga (=dia) dan Ayah adalah kata acuan pengganti orang pertama (aku=saya) dalam kalimat.
1. Kata ganti
Ada bermacam-macam kata ganti, antara lain:
A. Kata ganti persona
-Adalah kata ganti orang. Macamnya: ada kata ganti orang tunggal I: Saya, Daku, -ku, ku;
II: Kamu, Engkau, Saudara, Anda, Dikau, Kau-, -mu,
III: ia, dia,-nya, beliau dan kata ganti orang jamak: I: kami, kita; II:kalian, kamu sekalian, Anda; III: Mereka
B. Kata ganti petunjuk
Macamnya:
a. Kata ganti Penunjuk Umum: ini, itu, anu
b. Kata Ganti Penunjukk Tempat: sini, situ, sana
c. Kata Ganti Penunjuk Ikhwal: begini dan begitu
C. Kata ganti penanya
Kata ganti penanya dipakai sebagai kata ganti pemarkah pertanyaan.
Dari segi maknanya yang ditanyakan dapat mengenai
1. orang (siapa)
2. barang (apa)
3. Pilihan
(mana)
4. Sebab
(mengapa)
5. Waktu
(kapan,bila)
7. cara
(bagaimana)
8. jumlah atau
urutan (berapa)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode penelitian
Metode
penelitian merupakan alat prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan
penelitian (Djajasudarma, 1993: 3). Sebagai upaya mencapai tujuan penelitian,
peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan metode deskriptif.
Dalam kajiannya, metode deskriptif menjelaskan data atau objek secara natural,
objektif, dan faktual (apa adanya) (Arikunto, 1993: 310). Metode deskriptif ini
digunakan untuk menggambarkan apa adanya hasil dari pengumpulan data yang telah
dilakukan oleh penulis. Metode deskriptif dipilih oleh penulis karena metode
ini dapat memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan
bahasa, gejala atau kelompok tertentu.
3.2 jenis
penelitian
Data
yang diperoleh bersumber dari mahasiswa. Metode yang digunakan untuk memperoleh
data antara lain :
1. Metode
yang digunakan adalah dengan metode mendengar. Mendengarkan bentuk-bentuk
sapaan yang digunakan dalam pergaulan segari-hari dikampus.
2. Metode
yang digunakan adalah metode mencatat, yakni mencatat data-data yang diperoleh
dari metode mendengar, karena tidak mungkin semua data disimpan diotak.
3. Metode
yang digunakan adalah dengan metode wawancara dengan teman sekelas di antanya: ridwan,bayu,jani
dan hafid. Dengan memelakukan wawancara penulis dapat memperoleh data yang
akurat, sehingga analisis menajdi lebih jelas dan mudah di pahami.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Bentuk Sapaan Yang Digunakan Mahasiswa Kepada Mahasiswa Senior
Mahasiswa senior
adalah mahasiswa yang tingkat semesternya lebih tinggi, jadi sapaan yang
digunakan tentunya haruslah sopan dan bertujuaan untuk menghormati.
Contoh :
o
“Mas
Andika, mau berangkat kuliah?”
Kata”Mas” adalah kata sapaan untuk menyapa orang laki-laki yang lebih tua,
yang bertujuan untuk menunjukkan rasa hormat.
o
“Mbak
Anis, mau masuk kuliah?”
Kata”Mas” adalah kata sapaan untuk menyapa perempuan yang lebih tua, yang
bertujuan untuk menunjukkan rasa hormat.
o
“Duluan
kak.”
Kata “kakak” adalah kata sapaan untuk perempuan atau laki-laki yang lebih
senior, untuk menunjukkan rasa hormat. Kata kakak sering digunakan pada
kegiatan pramuka kepada senior yang memiliki pangkat lebih tinggi.
o
“Sam,
ayas njaluk tulung, editno makalahku!
Kata
“Sam” dan “Ayas” adalah kata sapaan berasal dari kata “Mas” dan “Saya”
merupakan dialek daerah Malang, yang senang membolak balikan kata.
4.2 Bentuk Sapaan Yang Digunakan
Mahasiswa Kepada Mahasiswa Junior
Mahasiswa junior
adalah mahasiswa yang tingkat semesternya lebih rendah, jadi sapaan yang
digunakan adalah sapaan akrab yang tentunya teteap bersikap sebagai seorang
mahasiswa yang senior.
Contoh :
o
“Dik,
dari mana?”
Kata “Dik” adalah kata sapaan untuk menyapa orang laki-laki atau perempuan
yang kita anggap lebih junior dari kita.
o
“
Hamid, berangkat kuliah?”
“Dre, dah selesai kuliah?”
Sapaan
seperti ini langsung menyebut nama untuk junior yang telah kita kenal
sebelumnya.
4.3 Bentuk
Sapaan
Yang
Digunakan
Mahasiswa
Kepada
Mahasiswa
Setingkat
Mahasiswa yang
setingkat tentunya tidak ada perbedaan status mereka sama dengan kita, jadi
sapaan yang digunakan adalah sapaan akrab dan santai.
Contoh :
o
“Pe’, piye tugase wes mari?”
Kata “Pek”, merupakan kata sapaan untuk keakraban, sebagai menunjukan rasa
akrab kepada teman yang sebaya atau satu angkatan dengan kita.
o
“Hei
nangdi, mau berangkat kuliah ta?”
Kata “Hei”, merupakan kata sapaan kepada orang sebaya, yang posisinya jauh
dari kita dan biasanya cara mengucapkannya dengan agak berteriak.
o
“Cok,
arep nangdi?”
Kata “cok”, merupakan kata sapaan akrab. Kata cok digunakan hanya kepada
teman yang benar-benar akrab, karena kata cok sebenarnya mempunyai pengertian
yang kurang baik atau jorok. Kata ini akan sering dijumpai di daerah jawa timur
khususnya wilayah Surabaya.
o
“Ndo,
aku ngko muleh kuliah arep dolan neng kosantmu.
Kata “Ndo”, merupakan kata sapaan yang digunakan mahasiswa dari daerah
Genteng, Banyuwangi. Merupakan kata sapaan untuk menunjukkan rasa hormat.
o
“Ron,
aku pulang duluan.”
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sebagai sosok yang mengenyam
pendidikan tinggi, mahasiswa seharusnya mampu menempatkan diri
menggunakan bahasa yang
harus digunakan dalam percakapan. Sah-sah saja jika sapaan digunakan dlam pergaulan
sehari-hari dikampus. Namun sapaan yang digunakan haruslah benar dan merupakan
cara untuk menghormati orng lain.
5.2 Saran
Makalah yang kami buat belum sempurna sesuai yang diharapkan. Masih
terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan.Karena, kami hanya manusia biasa
yang tidak luput dari khilaf / kesalahan, kelebihan itu hanya milik Allah SWT
semata. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atau
pembaca demi perbaikan di masa mendatang.
boleh tau mahasiswa senior dan junior disini teorinya dapat dari mana ya? thx
BalasHapusIni merupakan tugas dari mata kuliah sosiolinguistik. Mahasiswa senior dan junior saya kembangkan sendiri, yaitu mengalisis sapaan mahasiswa di kampus saya. Teorinya coba buka buku Sosiolinguistik karangan abdul chaer dan Leonie agustina.
Hapusmakalah ini untuk sekedar memberi tahu atau untuk diamalkan?
BalasHapusuntuk kata sapaan kata ganti yang dipakai kata ganti orang pertama,kedua,atau ketiga?
BalasHapus